GARUDAKU BERKUTU

…………………………

Garuda di dadaku…

Garuda kebanggaanku….

Kuyakin hari ini pasti menang!

………………………….

Ini adalah sepenggal bait lagu “Garuda Di Dadaku”, yang sepertinya sudah akrab di telinga kita.

Garuda, seekor burung yang gagah perkasa merupakan lambang Negara Indonesia. Ini salah satu pelajaran yang penulis dapatkan dulu sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar. Di dada sang garuda tersebut terdapat 5 (lima) gambar yang melambangkan 5 sila atau Pancasila yang menjadi Dasar Negara.

Saat ini, penulis koq tidak terlalu yakin, kalau 5 sila yang berada di dada sang garuda itu masih tetap bertahan. Generasi sekarang, belum tentu hafal dengan sila-sila tersebut, apalagi menghayatinya. Jadi…. Jangan mengharap juga kalau diamalkannya.

Sepertinya…bulu-bulu sang garuda sudah mulai rontok, mungkin karena usia sang garuda yang seakin tua. Tapi setahu penulis, semakin tua berarti (seharusnya) semakin dewasa. Semakin dewasa berarti semakin mampu seseorang untuk merawat diri. Tetapi mengapa ‘Sang Garuda’ semakin tua koq semakin kusut,kotor dan (sepertinya) tidak mampu merawat diri? Sesekali boleh juga koq kalau mau Spa!

Kalau penulis amati, ‘Sang garuda’ tidak pernah mandi, apalagi keramas! Pantas saja kalau sekarang ini banyak kutu yang tumbuh di setiap bulu emasnya.

Yang mengherankan, para ‘zookeeper’ yang seharusnya merawat ‘Sang Garuda’ justru berlomba menggerogoti bagian yang seharusnya dijaga. Weleh..weleh…….

Satu per satu, perisai yang ada di dada ‘Sang Garuda’ diambil untuk dijual murah. Lalu, di mana kesaktian ‘Sang Garuda’ yang selalu diperingati setiap tanggal 1 Oktober, kalau perisai yang melindungi dari serangan musuhnya justru digerogoti oleh penjaganya? Itu artinya semakin lemah ‘Sang Garuda’ untuk mempertahankan JATI DIRInya.

Wahai penjaga garuda, di manakah hati nuranimu, hingga tega membiarkan bulu-bulu ‘Sang Garuda’ rontok satu per satu karena berkutu…..

INDONESIA BAGIAN DARI ATLANTIS

AtlantisAtalantis, atau Atlantika (bahasa Yunani: Ἀτλαντὶς νῆσος, “pulau Atlas“) adalah pulau legendaris yang pertama kali disebut oleh Plato dalam buku Timaeus danCritias.

Dalam catatannya, Plato menulis bahwa Atlantis terhampar “di seberang pilar-pilar Herkules“, dan memiliki angkatan laut yang menaklukan Eropa Barat dan Afrika 9.000 tahun sebelum waktu Solon, atau sekitar tahun 9500 SM. Setelah gagal menyerang Yunani, Atlantis tenggelam ke dalam samudra “hanya dalam waktu satu hari satu malam”.

ATLANTIS adalah legenda, Atlantis adalah misteri, dan Atlantis selalu mengundang pertanyaan. Benua yang disebut sebagai taman eden atau surga itu diyakini menjadi pusat peradaban dunia pada zaman es.

Meskipun manusia sudah mencari sisa-sisa keberadaan kota ini selama ratusan tahun dan lebih dari 5.000 buku mengenai Atlantis diterbitkan, tidak ada satu pun yang bisa memastikan di mana sebenarnya Atlantis berada dan benarkah Atlantis itu memang ada atau hanya dongeng yang dikisahkan filsuf Yunani, Plato. Ratusan ekspedisi yang menjelajahi Siprus, Afrika, Laut Mediterania, Amerika Selatan, Kepulauan Karibia hingga Mesir untuk mencari jejak Atlantis pun belum memperoleh bukti valid di mana surga Atlantis berada.

Setelah puluhan wilayah sebelumnya tidak juga memberi bukti valid, Indonesia kini disebut-sebut sebagai tempat Atlantis sesungguhnya, sebuah surga dunia yang tenggelam dalam waktu sehari semalam. Di antara begitu banyak pakar yang meyakini Atlantis berada di Indonesia adalah Profesor Arysio Santos. Geolog dan fisikawan nuklir asal Brasil ini melakukan penelitian selama 30 tahun untuk meneliti keberadaan Atlantis. Lewat bukunya, Atlantis: The Lost Continent Finally Found, Santos memberikan sejumlah paparan serta analisisnya. Santos menelusur lokasi Atlantis berdasarkan pendekatan ilmu geologi, astronomi, paleontologi, arkeologi, linguistik, etnologi, dan comparative mythology.

Menurut Santos, tidak kunjung ditemukannya jejak Atlantis karena orang-orang mencari di tempat yang salah. Mereka seharusnya mencari lokasi tersebut di Indonesia karena berbagai bukti yang kuat mendukung hal tersebut. Pendapat Santos ini memang masih diperdebatkan mengingat hingga kini belum ada ekspedisi khusus untuk mencari lokasi Atlantis di kepuluan Indonesia. Dalam keyakinan Santos, Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan dari India bagian selatan, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Paparan Sunda.

Santos meyakini benua menghilang akibat letusan beberapa gunung berapi yang terjadi bersamaan pada akhir zaman es sekira 11.600 tahun lalu. Di antara gunung besar yang meletus zaman itu adalah Gunung Krakatau Purba (induk Gunung Krakatau yang meletus pada 1883) yang konon letusannya sanggup menggelapkan seluruh dunia. Letusan gunung berapi yang terjadi bersamaan ini menimbulkan gempa, pencairan es, banjir, serta gelombang tsunami sangat besar. Saat gunung berapi itu meletus, ledakannya membuka Selat Sunda. Peristiwa itu juga mengakibatkan tenggelamnya sebagian permukaan bumi yang kemudian disebut Atlantis.

Bencana mahadahsyat ini juga mengakibatkan punahnya hampir 70 persen spesies mamalia yang hidup pada masa itu, termasuk manusia. Mereka yang selamat kemudian berpencar ke berbagai penjuru dunia dengan membawa peradaban mereka di wilayah baru. “Kemungkinan besar dua atau tiga spesies manusia seperti ‘hobbit’ yang baru-baru ini ditemukan di Pulau Flores musnah dalam waktu yang hampir sama,” tulis Santos. Sebelum terjadinya bencana banjir itu, beberapa wilayah Indonesia seperti Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Nusa Tenggara diyakini masih menyatu dengan semenanjung Malaysia serta Benua Asia.

Berdasarkan cerita Plato, Atlantis merupakan negara makmur yang bermandi matahari sepanjang waktu. Dasar inilah yang menjadi salah satu teori Santos mengenai keberadaan Atlantis di Indonesia. Perlu dicatat bahwa Atlantis berjaya saat sebagian besar dunia masih diselimuti es di mana temperatur bumi kala itu diperkirakan lebih dingin 15 derajat Celsius daripada sekarang. Wilayah yang bermandi sinar matahari sepanjang waktu pastilah berada di garis khatulistiwa dan Indonesia memiliki prasyarat untuk itu. Dalam cerita yang dituturkan Plato, Atlantis juga digambarkan menjadi pusat peradaban dunia dari budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, bahasa, dan lain-lain.

Plato juga menceritakan negara Atlantis yang kaya dengan bahan mineral serta memiliki sistem bercocok tanam yang sangat maju. Merujuk cerita Plato, wilayah Atlantis haruslah berada di daerah yang diyakini beriklim tropis yang memungkinkan adanya banyak bahan mineral dan pertanian yang maju karena sistem bercocok tanam yang maju hanya akan tumbuh di daerah yang didukung iklim yang tepat seperti iklim tropis. Kekayaan Indonesia termasuk rempah-rempah menjadi kemungkinan lain akan keberadaan Atlantis di wilayah Nusantara ini. Kemasyhuran Indonesia sebagai surga rempah dan mineral bahkan kemudian dicari-cari Dunia Barat.

Menurut Santos, pulau-pulau di Indonesia yang mencapai ribuan itu merupakan puncak-puncak gunung dan dataran-dataran tinggi benua Atlantis yang dulu tenggelam. Satu hal yang ditekankan Santos adalah banyak peneliti selama ini terkecoh dengan nama Atlantis. Mereka melihat kedekatan nama Atlantis dengan Samudera Atlantik yang terletak di antara Eropa, Amerika dan Afrika. Padahal pada masa kuno hingga era Christoper Columbus atau sebelum ditemukannya Benua Amerika, Samudra Atlantik yang dimaksud adalah terusan Samudra Pasifik dan Hindia.

Sekali lagi Indonesia memiliki syarat untuk itu karena Indonesia berada di antara dua samudera tersebut. Jika terdapat begitu banyak kemungkinan Indonesia menjadi lokasi sesungguhnya Atlantis lalu, mengapa selama ini nama Indonesia jarang disebut-sebut dalam referensi Atlantis? Santos menilai keengganan Dunia Barat melakukan ekspedisi ataupun mengakui Indonesia sebagai wilayah Atlantis adalah karena hal itu akan mengubah catatan sejarah tentang siapa penemu perdaban. Dengan adanya sejumlah bukti mengenai keberadaan Atlantis di Indonesia maka teori yang mengatakan Barat sebagai penemu dan pusat peradaban dunia akan hancur.

“Kenyataan Atlantis (berada di Indonesia) kemungkinan besar akan mengakibatkan perlunya revisi besar-besaran dalam ilmu humaniora, seperti antropologi, sejarah, linguistik, arkelogi, evolusi, paleantropologi dan bahkan mungkin agama,” tulis Santos dalam bukunya. Selain Santos, banyak arkeolog Amerika Serikat yang juga meyakini Atlantis adalah sebuah pulau besar bernama Sunda Land yang luasnya dua kali negara India. Daratan itu kini tinggal Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Salah satu pulau di Indonesia yang kemungkinan bisa menjadi contoh terbaik dari keberadaan sisa-sisa Atlantis adalah Pulau Natuna, Riau.

Berdasarkan penelitian, gen yang dimiliki penduduk asli Natuna mirip dengan bangsa Austronesia tertua. Rumpun bangsa Austronesia yang menjadi cikal bakal bangsa-bangsa Asia merupakan sebuah fenomena besar dalam sejarah keberadaan manusia. Rumpun ini kini tersebar dari Madagaskar di barat hingga Pulau Paskah di Timur. Rumpun bangsa ini juga melahirkan 1.200 bahasa yang kini tersebar di berbagai belahan bumi dan dipakai lebih dari 300 juta orang. Yang menarik, 80 persen dari rumpun penutur bahasa Austronesia tinggal di Kepulauan Nusantara Indonesia. Namun, pendapat Santos dkk yang meyakini bahwa Atlantis berada di Indonesia ini masih harus dikaji karena kurang dilengkapi bukti-bukti.

Andaikata Santos benar, bahwa Atlantis yang hilang berada di wilayah Indonesia, lalu apa yang akan kita perbuat? Berbangga diri?

Masyarakat dengan sumber daya yang berlimpah maka akan cenderung malas dan bodoh, karena tongkat kayu dan batu saja bisa menjadi tanaman. Sehingga mereka terlena oleh kekayaan dan kebodohannya. Ini merupakan bom waktu yang akan memutar ulang sejarah kehancuran Atlantis.

Presiden pertama RI, Ir.sukarno pernah mengungkapkan “Jas merah”, jangan sekali-kali melupakan sejarah. Seperti halnya kebesaran Kerajaan Majapahit dengan ekonomi maritimnya begitu kita banggakan karena dapat menguasai wilayah yang begitu luasnya. Akan tetapi hal ini hanyalah sekedar kebanggaan, karena sampai saat inipun kita masih menerapkan ekonomi agraris. Memang BODOH.

KISAH DIBALIK PEMBEBASAN MV. SINAR KUDUS DARI PEROMPAK SOMALIA

Berita tentang pembajakan MV. Sinar kudus oleh warga negara Somalia sudah banyak kita dengar dan baca dari media elektronik, yang pada akhirnya para anak buah kapal berhasil diselamatkan.

MV Sinar Kudus merupakan kapal milik PT Samudera Indonesia yang disandera perompak Somalia selama 46 hari. Perompak akhirnya bersedia membebaskan para sandera dan kapal setelah tuntutan tebusan mereka dikabulkan.

Dalam rangka misi penyelamatan MV sinar Kudus tersebut pemerintah telah mengirimkan 2 kapal perang klas fregate yaitu KRI YOS-353 dan KRI AHP-354, yang mana di dalamnya telah on board pasukan khusus TNI AL (Detasemen Jala Mangkara), Taifib, Kopaska dan Kopasus.

Ada fakta menarik dari perjalanan (liputan) pembebasan anak buah kapal MV Sinar Kudus ini, bahwa ternyata perompakan ini dipicu oleh keadaan negara (Somalia) yang carut marut, sehingga berdampak besar terhadap ekonomi warga negaranya.

Kebutuhan akan sandang dan pangan inilah yang pada akhirnya mendorong mereka untuk survive, salah satu caranya adalah dengan merompak kapal-kapal niaga yang melewati wilayahnya.

Namun perlu diketahui bahwasanya kapal yang potensial menjadi korban pembajakan adalah kapal cargo dengan kecepatan rendah (dibawah 20 knot). Kegiatan perompakan ini bukanlah kegiatan yang terorganisir, karena mereka hanyalah kelompok-kelompok kecil yang saling bersaing satu sama lain hanya untuk sesuap nasi. Seperti kehidupan jahiliyah.

Berkaca dari peristiwa tersebut sudah selayaknyalah kita dapat mengambil hikmah, bahwa kehidupan masyarakat sangat tergantung dari stabilitas nasional negaranya. Pemerintah sangat berperan penting dalam hal ini. Hendaklah hal ini menjadi suatu bahan pertimbangan tersendiri, kalau sistem pemerintahan negara kita memang sudah stabil,ekonomi sudah mulai menggeliat, mengapa harus diperkeruh dengan kegiatan politik yang hanya mementingkan keuntungan kelompok tertentu?

Dalam hal ini dibutuhkan seorang negarawan sejati.

Photo Bugil Syahrini

Baru-baru ini ada berita yang berkembang di masyarakat adanya photo bugil dari artis orbitan baru Syahrini. Banyak orang yang penasaran sampai browsing sana browsing sini mencari kebenarannya. Begitu pula dengan penulis.

Emang sich kalau berita yang themanya gak jauh-jauh dari aurat pastinya mengundang minat masyarakat awam. Asyik juga kayaknya kalau bisa mendapatkan gambarnya, bisa nambah koleksi!

Tapi, bukti kebenarannya sampai saat ini penulis sendiri belum bisa mendapatkannya.

Kalo yang kita dapat sich…gambar yang kelihatan dikit celana dalamnya, entah sengaja atau tidak.